Pendataan
dan validasi realisasi 8355 di sekolah SDN Kebagusan 01 pagi, Pasar Minggu –
Jakarta Selatan; dalam penerapan mata kuliah Character Building bersama Teach
For Indonesia.
Kelas : LD - 24
Dosen : Antonius Atosokhi Gea
Kode dosen : D1240
Waktu : 26 oktober 2015
Pukul : 10.00 – 12.00 wib
Lokasi : SDN kebagusan 01 pagi pasar
minggu – Jakarta selatan
PIC : Bapak H. Awaluddin M.M.Pd
Tim
yang hadir :
Ketua
: Octa Marihot Dharma (1701328582)
Anggota
:
1. Andi Kurniawan (1701307685)
2. Aufar Ghufran Syahguchi (1701311146)
3. Bayu Anilaputra Bachtiar (1701310635)
4. Ragiel Dwi Tommy Rahardjo (1701330542)
5. Rezky Anggara (1701311543)
6. Yusuftian Alqydsy (1701323732)
Tim yang tidak hadir : -
![]() |
(left to right) : Aufar Ghufran,Ragiel Dwi TR,Octa Marihot,pihak sekolah SDN 01 pagi,Rezky Anggara,Andi Kurniawan,Yusuftian,Bayu Anilaputra |
A.
TINJAUAN
TEORI
Di
dalam kehidupan sehari – hari umum nya masyarakat tidak membedakan mana yang
merupakan masalah etika dan mana yang berkaitan dengan etiket. Orang
mencampuradukkan kedua konsep ini. Etiket berkenaan dengan cara suatu perbuatan
dilakukan misalnya cara menyajikan makanan, bertamu, berbicara.dll. sedangkan
etika berhubungan dengan masalah apakah suatu perbuatan boleh atau tidak
dilakukan, misalnya tidak boleh menyajikan makanan yang sudah kadaluarsa,
berbicara tidak sopan, tidak boleh memfitnah orang lain. Etika dan etiket
memiliki persamaan, sama – sama mengatur perilaku manusia secara normative
(menetapkan tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan).
Bidang
– bidang yang kita dalami secara khusus pada pembelajaran Character Building
Professional Development ini terdiri dari ilmu dan teknologi informasi, masalah
etis dalam bisnis, lingkungan dan hubungan industrial. Pertimbangan –
pertimbangan etis terhadap perkembangan dan implementasi dari bidang – bidang
tersebut sangat penting untuk dilakukan. Hal ini disebabkan bahwa bidang –
bidang tersebut sangat berhubungan dengan kehidupan manusia itu sendiri.
Pertimbangan etis dilakukan supaya pengembangan dan implememntasi dari
bidang-bidang tersebut tidak mendorong manusia terjebak dalam sikap yang
merendahkan martabat manusia itu sendiri.
Sebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa etika terapan bersifat multidisiplin,
maka secara logis pula, etika terapan ini tidak memiliki metode sendiri yang
sudah mapan. Berkaitan dengan fakta ini, Bertens (1997:295) menegaskan bahwa
etika terapan bukanlah suatu pendekatan ilmiah yang pasti seragam. Etika
terapan tidak menyediakan suatu metode yang siap pakai yang bisa dimanfaatkan
begitu saja oleh setiap orang yang berkecimpung di bidang ini. Bertens
menganjurkan beberapa sikap berikut yang penting dimiliki oleh setiap orang
dalam menggunakan etika terapan untuk menilai secara etis sebuah masalah yang
muncul dalam bidang – bidang khusus sebagai mana yang telah di singgung
sebelumnya. Sikap – sikap tersebut meliputi :
·
Sikap
awal
o Untuk menentukan suatu pandangan yang
dapat dipertanggung jawabkan secara rasional tentang suatu masalah etis apapun,
orang sudah dengan sendirinya berangkat dari sikap tertenty. Sikap ini bisa
berupa kesetujuan, ketidak setujuan, netral, tidak peduli, atau sikap apa pun
tanpa suatu refleksi terlebih dahulu tentang masalah etis tersebut. Pada tahap
ini seseorang belum sepenuhnya menyadari mengapa ia bersikap tertentu dan
setelah adanya masalah atau seseorang muncul yang justru tidak sejalan atau
bertentangan dengan pandangan lalu sikap awal itu tergugah dan dipertanyakan.
Dengan demikian refleksi mulai disadari pentingnya dan alasan – alasan rasional yang dapat dipertanggung jawabkan
mulai diusahakan.
·
Informasi
o Sesudah refleksi etis mulai disadari
pentingnya, selanjutnya adalah informasi. Kebutuhan ini berkaitan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Informasi dibutuhkan untuk
mengetahui keadaan objektif suatu masalah. Informasi harus diberikan oleh orang
yang ahli di bidangnya dan memiliki integritas dan berwawasan luas.
·
Norma
moral
o Norma moral sudah diterima di dalam
masyarakat, namun harus diakui juga bahwa norma moral tersebut tidak dengan
sendirinya dapat untuk diterapkan begitu saja terhadap masalah etis yang
dihadapi. Penerapan norma moral dalam suatu bidang tertentu kadang justru
berlangsung dalam kurun waktu yang panjang melalui suatu perjuangan yang berat.
·
Logika
o Ini diperlukan bagi setiap usaha
pembahasan untuk menghasilkan kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan
secara rasional. Penerapan prinsip logis rasional dapat memperlihatkan hubungan
antara kesimpulan dengan premis – premis yang mendahuluinya dan apakah
kesimpulan yang diambil dapat tahan uji jika diperiksa secara kritis menurut
aturan – aturan logika. Selain itu logika juga dapat menunjukkan kesalahan –
kesalahan penalaran beserta inkonsistensi yang barangkali terjadi dalam
argumentasi
Berkaitan dengan etika terapan menurut
Bertens (1997:281), kode etik profesi pada dasasrnya merupakan salah satu
produk etika terapan. Kode etik profesi lahir dari suatu refleksi etis atas
suatu masalah atau kemungkinan adanya msalah dalam suatu bidang tertentu.
Refleksi etis terhadap suatu bidang khusus jauh lebih luas dari apa yang
ditentukan dalam kode etik profesi.
B.
PERSIAPAN
Awal mula yang dilakukan untuk melakukan
kegiatan ini adalah mendaftar / meng-input data
kelompok kami di web TFI, setelah itu menunggu beberapa hari untuk
mendapatkan info mengenai sekolah yang akan kami kunjungi untuk kegiatan KJP
(kartu Jakarta pintar) dan validasi 8355 jagakarsa, sambil menunggu info
tersebut , kami membuat form untuk melakukan survey/ kegiatan untuk sekolah
tersebut serta form data-data penunjang kegiatan nantinya. Pada akhirnya kami
mendapatkan info bahwa kami akan melakukan kegiatan di sekolah SDN kebagusan 01
pagi pasar minggu – Jakarta selatan.
Pada tanggal 26 oktober 2015, kita
sekelompok semua pergi mendatangi sekolah SDN kebagusan 01 pagi di Jakarta
selatan dan tiba di sekolah tersebut sekitar pukul 10.00 wib. Dengan mengenakan
almamater kita – Bina Nusantara, kita semua memasuki area sekolah tersebut dengan
menyusuri lapangan bermain anak-anak untuk menuju ke ruangan guru. Setiba di
ruangan, terdapat beberapa ibu guru yang sedang berbincang-bincang, bercanda,
makan, memeriksa kertas latihan murid-murid dan bapak guru yang sedang duduk di
depan computer. Salah satu dari kita membuka perbincangan dan pengenalan diri
serta teman – teman kelompok dan tujuan mengapa mengunjungi sekolah tersebut.
Akhirnya kita diperkenalkan kepada seorang bapak guru yang memegang
kendali/peranan besar mengenai tujuan kita datang ke sekolah tersebut yaitu
pendataan dan validasi Kartu Jakarta Pintar (KJP). Kita memberikan form survey
mengenai KJP untuk di isi kelengkapan nya oleh pihak sekolah tersebut dan kita
meminta waktu agar dapat berbincang – bincang dengan anak – anak yang menerima
KJP di sekolah tersebut serta meminta ijin untuk melakukan validasi 8355.
Setelah selesai melakukan kegiatan
terhadap anak – anak penerima KJP, kita semua kembali ke ruang guru dan meminta
data 8355 yang telah di isi oleh pihak sekolah. Waktu telah menunjukkan hampir
jam 12 siang, kita kembali ke ruang guru untuk mengucapkan terima kasih kepada
para guru atas waktu yang telah diberikan kepada kelompok kita dan kita juga
mengajak pihak sekolah untuk berfoto dengan kelompok kita.
Dari kegiatan yang telah kami lakukan
diatas mengenai validasi data 8355, sebelumnya kami telah mempunyai data 8355
dari dinas yang diberikan melalui pihak TFI Bina Nusantara. Lalu kami melakukan
kros cek dengan data 8355 sekolah SDN 01 pagi dengan data yang diberikan oleh TFI,
apakah ada nama anak – anak yang ada di data yang diberikan oleh pihak sekolah
apakah juga tercantum namanya di data 8455 yang diberikan oleh pihak TFI,
begitu juga sebaliknya. Setelah selesai melakukan pengecekan antara data 8355
pihak sekolah dengan data 8355 pihak TFI, kami memperoleh hasil dimana terdapat
beberapa anak yang namanya tidak tercantum di data 8355 sekolah dan ada murid
yang namanya tidak tercantum di data 8355 dinas yang diberikan oleh TFI.
SURVEY EXTERNAL
·
Kelompok
kita mempersiapkan segala kegiatan di lokasi survey dengan baik, sopan
·
Kita
semua mengenakan almamater Bina Nusantara agar dikenal pihak sekolah
·
Memberikan
surat ijin dan form untuk pihak sekolah yang berasal dari TFI dan Bina
Nusantara
·
Murid
– murid SDN Kebagusan 01 pagi memberikan feed back yang baik dan sesuai dengan
yang kita harapkan serta bantuan guru – guru juga sangat baik dan mendukung
survey ini.
SURVEY INTERNAL
·
Kelompok
kita mempersiapkan segalanya dan bersemangat,antusias di dalam melakukan
kegiatan ini.
·
Semua
anggota kelompok berkumpul di sekola tujuan dan tepat pada waktu yang telah
kami sepakati bersama dan bersama – sama melakukan kegiatan masing – masing
agar waktu yang diberikan dapat efektif.
·
Semua
anggota kelompok kita ikut berpartisipasi terhadap kegiatan ini , saling
mendukung satu sama lain nya.
PENUTUP
Setelah segala kegiatan yang kami lakukan
di sekolah SDN Kebagusan 01 pagi, kita mendapatkan hasil yang kita inginkan,
didalam jalan nya kegiatan ini, kami tidak mengalami kendala kesulitan atau
hambatan. Sehingga kegiatan dari awal hingga akhir dapat berjalan dengan sesuai
rencana. Di dalam pengecekan data 8355
antara pihak sekolah dengan pihak dinas yang diberikan melalui TFI, kami memperoleh
ada nya nama murid yang namanya tidak ada di data 8355 yang diberikan oleh TFI
tetapi nama murid tersebut ada di data 8355 sekolah, begitu juga sebaliknya.
Serta untuk kelompok kami sendiri, kami
bekerja sama untuk melakukan pengecekan data 8355 agar akurat dan sesuai jadi
pengarahan dan kerjasama kelompok sangat mempengaruhi kinerja dan hasil yang
kami inginkan sehingga hambatan – hambatan dapat teratasi dengan baik.
berikut ini merupakan lampiran form data validasi dan realisasi 8355 :
berikut ini merupakan lampiran form data validasi dan realisasi 8355 :
![]() |
Form data validasi |
![]() |
Form realisasi 8355 |